Senin, 29 Maret 2010

Ekspetasi Besar dari KSN 2010

MALANG - Gaung dan semarak sepakbola nasional mendadak kental di Malang, Jawa Timur. Kota sejuk dan asri ini memang akan menjadi saksi dari tonggak perubahan persepakbolaan nasional dengan digelarnya Kongres Sepakbola Nasional 2010.

Kongres Sepakbola Nasional ini bertajuk Satukan Tekad Menuju Prestasi Dunia memang sarat akan wacana perombakan di tubuh pengurus PSSI, atau lebih tepatnya menurunkan rezim Nurdin Halid, yang sudah dianggap gagal total selama memimpin PSSI.

Namun, Ketua Panita Penyelenggara KSN 2010 ini Agum Gumelar, yang juga mantan Ketua Umum PSSI, menolak anggapan bahwa Kongres Sepakbola Nasional ini adalah sebagai langkah dalam melengserkan Nurdin.

Itu ditegaskan Agum saat berkomentar tentang evaluasi kinerja PSSI dan Nurdin Halid. “KSN bukan ajang untuk menyidang PSSI. Namun, ini adalah urun rembuk membahas dan mencari solusi masalah persepakbolaan di tanah air,” jelas Agum kepada wartawan Senin (29/3/2010).

Namun, terlepas dari pernyataan Agum tersebut, dibahasnya kinerja dan prestasi PSSI dalam sebuah pertemuan yang digagas langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menegpora Andi Mallarangeng, adalah pukulan telak atau sebuah kritik serius dari tokoh-tokoh bangsa yang mewakili rakyat Indonesia tentunya.

Sepakbola Indonesia sudah lama tidak tersenyum di kancah internasional kendati hanya sebuah event regional seperti SEA Games atau Tiger Cup. Bahkan, pada SEA Games Laos baru-baru ini, Tim Merah Putih harus kalah dari negera kemarin sore, Laos.

Sementara di Piala Asia 2011, Indonesia gagal berpartisipasi setelah tidak mampu lolos dari babak kualifikasi. Di event Asian Games. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sudah memberi lampu merah dengan mengancam tidak akan memberangkatkan kontingan sepakbola bila tidak ada jaminan prestasi.

Bila sudah begini, manakah kawah candradimuka kompetisi bertajuk Indonesia Super League, yang notabene-nya setiap klub-klub mampu mendatangkan pemain-pemain asing baik dari negeri tetangga, benua Afrika dan bahkan pemain-pemain dari Amerika Latin.

Bila gegap gempita kompetisi lokal tidak berbanding lurus dengan prestasi timnas, maka dimana letak kesalahannya? Tentu banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang menyangkut kinerja, prestasi, atau semua tentang sepakbola negeri ini yang bisa dibahas dan dicari solusinya di KSN nanti. Semua berharap banyak agar KSN tidak hanya menjadi ajang pertemuan semata, namun bisa memberikan solusi nyata untuk menjadikan persepakbolaan Indonesia menjadi lebih baik lagi. (acf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar