Pemerintah adalah ibarat seorang nahkoda yang sedang menjalankan sebuah kapal.
Dalam jangka pendek, harus dapat menjaga kondisi kapalnya agar terhindar dari berbagai ancaman selama perjalanan.
Dalam jangka panjang, agar kapalnya dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Dan sesungguhnya keberhasilan pemerintah dalam jangka panjang tidak
terlepas dari kemampuannya menangani masalah-masalah ekonomi jangka
pendek ini.
Masalah Pokok, yaitu :
1. Pengangguran
2. Inflasi
Pengangguran
Penduduk berfungsi ganda dalam perekonomian. Dalam konteks pasar ia
berada baik disisi permintaan maupun sisi penawaraan. Disisi permintaan,
penduduk adalah konsumen, sumber permintaan akan barang dan jasa.
Disisi penawaraan, adalah sebagai produsen, jika ia pengusaha
/pedagang?tenaga kerja.
Jumlah penduduk yang besar memperkecil pendapatan perkapita dan menimbulkan masalh ketenagakerjaan.
Angkatan kerja dibedakan menjadi 2 sub-kelompok :
1. Pekerja adalah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang
Mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu sedang tidak bekerja.
2. Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan berusaha mencari
Pekerjaan.
Macam-macam Pengangguran
o Pengangguran Triksional
Adalah pengangguran yang terjadi karena memilih menganggur sambil
menunggu pekerjaan yang lebih baik, yang memberikan fasilitas/gaji yang
lebih baik.
o Pengangguran Struktural
Adalah pengangguran karena di berhentikan oleh perusahaan. Karena
kondisi perusahaan mengalami kemunduran sehingga terpaksa mengurangi
tenaga kerja.
o Pengangguran Teknologi
Karena di gunakannya teknologi yang menggantikan tenaga manusia. Atau
kemampuaan/keahlian pekerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
o Pengangguran Siklikal
Terjadi karena pengurangan tenaga kerja secara menyeluruh, dikarenakan kemunduran.
Sama dengan pengangguran structural namun pengangguran siklikal kejadiannya lebih meluas dan menyeluruh.
Contoh : PHK, bank-bank di merger.
o Pengangguran Musiman
Terjadinya di pengaruhi oleh musim. Sering terjadi pada sector pertanian.
o Pengangguran Sukarela
Adalah sukarela menganggurkan diri, karena uang banyak dan deposito.
o Pengangguran Terselubung
Langkah-langkah kebijakn untuk mengatasinya :
a. Mengendalikan pertumbuhan penduduk.
Karena pertumbuhan penduduk yang cepat jika tidak diimbangi dengan peningkatan kegiatan produksi akan muncul pengangguran.
b. Terciptanya kegiatan ekonomi yang meningkat.
Karena akan membuka kesempatan kerja.
c. Memberikan dan mengarahkan pendidikan sumberdaya.
Karena dengan memperbanyak pusat-pusat pelatihan kerja, kemudahan bagi pengolah sekolah-sekolah kejuruan.
d. Memberikan kesempatan kerja di daerah-daerah
e. Digalangkannya eksport jasa, berupa pengiriman tenaga kerja.ke luar negri.
INFLASI
Pengertian
Inflasi adalah suatu keadaan dimana terdapat kenaikan harga umum
secara terus-menerus. Jadi bukan kenaikan harga satu atau dua macam
barang saja, melaikan kenaikan harga dari sebagian besar barang dan
jasa, dan pula bukan hanya satu atau dua kali kenaikan harga, melainkan
kenaikan harga secara terus menerus.
Macam-macam Inflasi
Dalam melihat macam inflasi, kita dapat membedakannya berdasarkan
atas laju pertumbuhan inflasi tersebut atau menurut boediono,
berdasarkan atas parah atau tidaknya inflasi tersebut antara lain :
- Inflasi yang ringan (kurang dari 10% per tahun)
- Inflasi sedang (antara 10-30% per tahun)
- Inflasi berat (antara 30-100% per tahun)
- Hioerinflasi (diatas 100% per tahun)
Dampak Inflasi
Pembedaan macam inflasi atas parah atau tidaknya ini berguna untuk
melihat dampak dari inflasi yang bersangkutan. Apabila inflasi itu
ringan, biasanya justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian untuk berkembang lebih baik yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang menjadi begairah bekerja atau ada
insentif untuk bekerja, menabung, maupun mengadakan investasi.
Sebaliknya dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi
hiperinflasi, keadaan perekonomian menjadi kacau balau, dan perekonomian
menjadi lesu, orang menjadi tidak bersemangat bekerja, menabung, maupun
mengadakan investasi dan produksi. Karena harga meningkat sangat cepat,
para penerima pendapatan tetap akan menjadi kewalahan dalam mengimbangi
kenaikan harga barang dan jasa, sehingga taraf hidup mereka menjadi
semakin merosot dari waktu ke waktu.
Demikian pula bagi para pengusaha yang bergerak dalam menghasilkan
barang. Karena kenaikan harga yang begitu cepat. Ini menyebabkan
terjadinya spekulasi.
Tabungan pun akan menjadi semakin lenyap dan digantikan dengan
hoarding yaitu menyimpan dalam bentuk barang dan bukan uang. Karena ini
lebih menguntungkan ketika harga-harga pada naik.
Sebagai akibat keseluruhan, jumlah barang dan jasa menjadi semakin
langka dalam perekonomian, sehingga harga tidak menjadi semakin reda
kenaikannya, tetapi justru akan menjadi semakin cepat dan perekonomian
menjadi semakin parah keadaanya. Nilai uang merosot terus dan karena itu
uang semakin tidak berharga sehingga begitu diterima dibelanjakan lagi.
Keadaan ini akan semakin memperparah perekonomian.
Sisi Negatif :
· Inflasi akan menjadikan turunnya pendapatan rill masyarakat yang memilih penghasilan tetap.
· Inflasi menyebabkan turunnya nilai rill kekayaan masyarakat yang berbentuk kas (uang).
· Inflasi akan menyebabkan nilai tabungan masyarakat menjadi turun.
· Inflasi akan menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi terlambat.
Sisi Positif
· Inflasi tang terkendali menggambarkan adanya aktifitas ekonomi dalam suatu Negara.
· Inflasi terkendali merangsang masyarakat untuk berusaha bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Sebab-sebab Inflasi
Macam inflasi dapat dilihat dari penyebabnya, yaitu :
· Inflasi permintaan (demand full inflation)
adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya tarikan permintaan
terhadap barang dan jasa, sehingga mendorong harga untuk meningkat.
Sehingga sesuai dengan hokum permintaan. Sisi baik dari inflasi yang disebabkan naiknya permintaan :
Bahwa kenaikan dalam harga, jika diimbangi dengan naiknya komoditi
yang diproduksi. Sehinggameskipun harga naik, namun cukup tersedia
komoditi dipasar.
· Inflasi penawaraan (cost push inflation)
adalah inflasi yang di timbulkan karena desakan kenaikan biaya produksi, terutama kenaikan biaya tenaga kerja.
· Inflasi spiral (spiral inflation)
adalah sifat kenaikan harga yang didorong oleh kenaikan upah, dan diikuti oleh kenaikan upah lagi.
Asalnya Inflasi
· Inflasi yang berasal dari dalam negri
Adalah inflasi yang terjadi di karenakan peristiwa-peristiwa yang terjadi didalam negri.
Contoh : peredaraan uang di dalam negri yang terlalu banyak.
· Inflasi yang berasal dari luar negri
Adalah inflasi yang terjadi dinegara lain, seringkali merembet ke Negara Indonesia.
Menurut Keynes :
“ lebih melihat pada keserakahan manusia sebagai sebab utama munculnya inflasi ”.
KESIMPULAN
Inflasi pada tingkat yang rendah akan berfungsi mendorong
perkembangan perekonomian. Sedangkan inflasi pada laju yang tinggi
justru akan menghambat perkembangan perekonomian.
Terdapat suatu trade-off antara tingkat inflasi dan tingkat
pengangguran, yaitu bila tingkat inflasi ditekan, tingkat pengangguran
meningkat. Sebaliknya bila tingkat pengangguran ditekan tingkat inflasi
akan menjadi lebih cepat.
Inflasi yang sudah berkembang cepat perlu ditanggulangi karena akan
merusak struktur perekonomian, dan inflasi dapat di tanggulangi secara
cepat, namun dibarengi dengan timbulnya angka pengangguran yang tinggi,
dan alternative lain inflasi dapat ditanggulangi secara perlahan-lahan,
tetapi penyembuhan inflasi menjadi tidak jelas walaupu di barengi dengan
tingkat pengangguran yang rendah.
Tindakan yang di ambil dapat dengan mengurangi jumlah uang yang
beredar, dengan pembatasan kenaikan tingkat upah lewat perundangan
ataupun dengan himbauan, dan dapat pula dengan insentif perpajakan dan
kebijakan penghematan, atau dengan campur dari semua kebijakan.
Senin, 30 April 2012
Kebijakan Pemerintah
Berbicara tentang perekonomian Indonesia, yang akan terpikir di benak
kita adalah tentang kondisi dan keadaan ekonomi di Indonesia. Kondisi
perekonomian Indonesia dapat diukur dengan menggunakan beberapa
indikator, misalnya pendapatan nasional dan Produk Domestik Bruto (PDB).
Pendapatan nasional dan PDB yang tinggi menandakan kondisi perekonomian
suatu negara sedang dalam keadaan yang memuncak. Pemerintah mempunyai
berbagai kebijakan untuk menjaga atau memperbaiki kualitas perekonomian
Indonesia. Yang pertama yaitu kebiakan fiskal dan yang kedua yaitu
kebikan moneter.
A. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan. Atau dengan kata lain, kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran Negara.
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:
• Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
• Pola persebaran sumber daya
• Distribusi pendapatan
Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Hal ini dilakukan dengan jalan memperbesar dan memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah, jumlah transfer pemerntah, dan jumlah pajak yang diterima pemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatn nasional dan tingkat kesempatan kerja.
Sebagai contoh dari kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah yaitu ketika perekonomian nasional mengalami inflasi,pemerintah dapat mengurangi kelebihan permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan dan atau menaikkan pajak agar tercipta kestabilan lagi. Cara demikian disebut dengan pengelolaan anggaran. Contoh lain dari bentuk kebikan fiskal yang sedang marak adalah BLT. banyak orang melihat BLT hanya bantuan kepada orang yang kurang mampu. sebenarnya di balik itu ada tujuan khusus dari pemerintah. BLT diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, daya beli masyarakat juga meningkat. dengan demikian permintaan dari masyarakat juga meningkat. meningkatnya permintaan dari masyarakat akan mendorong produksi yang pada akhirnya akan memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia.
B. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain. Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga.Sasaran kebijakan moneter yaitu mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Kebijakan Moneter Ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
b. Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
1.Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah.
2.Fasilitas Diskonto
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum
3.Rasio Cadangan Wajib
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.
4.Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.
Kebijakan moneter berupaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter
http://id.shvoong.com/social-sciences/1997514-arti-dan-tujuan-kebijakan-fiskal/
http://penxpower.wordpress.com/2009/02/20/berbagai-kebijakan-pemerintah-dalam-perekonomian-indonesia/
A. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan. Atau dengan kata lain, kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran Negara.
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:
• Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
• Pola persebaran sumber daya
• Distribusi pendapatan
Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Hal ini dilakukan dengan jalan memperbesar dan memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah, jumlah transfer pemerntah, dan jumlah pajak yang diterima pemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatn nasional dan tingkat kesempatan kerja.
Sebagai contoh dari kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah yaitu ketika perekonomian nasional mengalami inflasi,pemerintah dapat mengurangi kelebihan permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan dan atau menaikkan pajak agar tercipta kestabilan lagi. Cara demikian disebut dengan pengelolaan anggaran. Contoh lain dari bentuk kebikan fiskal yang sedang marak adalah BLT. banyak orang melihat BLT hanya bantuan kepada orang yang kurang mampu. sebenarnya di balik itu ada tujuan khusus dari pemerintah. BLT diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, daya beli masyarakat juga meningkat. dengan demikian permintaan dari masyarakat juga meningkat. meningkatnya permintaan dari masyarakat akan mendorong produksi yang pada akhirnya akan memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia.
B. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain. Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga.Sasaran kebijakan moneter yaitu mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Kebijakan Moneter Ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
b. Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
1.Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah.
2.Fasilitas Diskonto
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum
3.Rasio Cadangan Wajib
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.
4.Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.
Kebijakan moneter berupaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter
http://id.shvoong.com/social-sciences/1997514-arti-dan-tujuan-kebijakan-fiskal/
http://penxpower.wordpress.com/2009/02/20/berbagai-kebijakan-pemerintah-dalam-perekonomian-indonesia/
PERAN SEKTOR LUAR NEGERI PADA PEREKONOMIAN INDONESIA
A. Perdagangan Antar Negara
Beberapa alasan mengapa suatu Negara memerlukan Negara lain dalam kehidupan ekonominya adalah :
ö Pertama,
tidak semua kebuthan masyarakatnya dapat dipenuhi oleh komoditi yang
dihasilkan di dalam negeri, sehingga untuk memnuhi kebuthan tersebut,
harus dilakukan impor dari Negara yang memproduksinya.
ö Karena
terbatasnya konsumen, tidak semua hasil produksi dapat dipasarkan di
dalam negeri, sehingga perlu dicari pasar luar di luar negeri
ö Sebagai
sarana untuk melakukan proses alih teknologi. Dengan membeli produk
asing suatu Negara dapat mempelajari bagaimana produk tersebut dibuat
dan dipasarkan, sehingga dalam jangka panjang dapat melakyukan produksi
untuk barang yang sama.
ö Secara
ekonomis dan matematis perdagangan antar Negara dapat mendatangkan
tambahan keuntungan dan efisiensi dari dilakukannya tindakan spesialisi
produksi dari Negara-negara yang memilki keuntungan mutlak dan/ atau
keuntungan berbanding.
B. Hambatan-hambatan perdagangan antar Negara
Meskipun
setiap negara menyadari bahwa perdagangan negaranya dengan Negara lain
harus terlaksana dengan baik, lancar, dan saling menguntungkan. Namun
seringkali Negara-negara tersebut ,ebuat suatu kebijaksanaan da;am
sektor perdagangan luar negeri yang justru menimbulkan hambatan dalam
proses transaksi perdagangan luar negeri.
Namun
demikian, dengan mulai dicetuskannya era perdagangan bebas, maka
hambatan-hambatan yang selama ini cukup mengelisahkan akan dicoba untuk
dikurangi dan juka mungkin dihapuskan. Adapun bentu-bentuk hambatan yang
selama ini terjadi di antaranya :
a. Hamabatan Tarif
Tarif
adalah suatu nilai tertentu yang dibebankan kepada suatu komoditi luar
negeri tertentu yang akan memasuki suatu Negara (komoditi import).
Tariff sendiri ditentukan dengan jumlah yang berbeda untuk masing-masing
komoditi impor. Secara garis besar bentuk penetapan tari ada dua jenis,
yakni :
ö Tarif Ad-volarem
Yakni
tarif yang besar kecilnya ditetakan berdasarkan prosentase tertentu
dari nilai komoditi yang diimpor. Misalnya jika tarif untuk komoditi
impor komponen mobil adalah 50%, maka jika ada komponen mobil masuk
seharga $1000 maka tarifnya adalah sebesar $ 500. Akibatnya harga
komponen mobil tersebut sekarang menjadi $ 1500.
ö Tarif spesifik
Yaitu
tarif yang besar kecilnya didasarkan pada nilai yang tetap untuk setiap
jumlah komoditi import tertentu. Sebagai contoh, setiap komoditi import
seberat 1 ton akan dikenakan tariff senile $ 500. Jika kita bandingkan
dengan jenis tariff yang pertama maka terdapat perbedaan yang menyolok,
yakni besarnya tariff akan sam meskipin nilai komoditi yang diimpor
tidak sama, karena 1 ton komoditi impor tersebut bisa saja nilainya
diimpor tidak sama, karena 1 tono komoditi impor tersebut bisa saja
nilainya $ 5000, yang jika digunakan tariff ad-volarem akan dikenai
tariff sebesar $ 2500 (lebih besar dari tariff spesifiknya yang hanya $
500). Ida dalam perekonomian Indonesia sendiri tarif masih menjadi salah
satu sumber pendapatan Negara dan sebagai alat proteksi industry dalam
negeri yang cukup ampuh, meskipun mulai dicoba untuk dikurangi serah
dengan persiapan era perdagangan bebas yang segera akan berlaku di tahun
2000-an.
Adapun pengaruh dari adanya pengenaan tariff terhdapa komditi import adala sebagai berikut :
Þ Tidak
adanya tarif menjdaikan komditi impor yang masuk ke Indonesia menjadi
bertambah banyak sehingga harganya turun (menjadi lebih murah),
akibatnya masyarakat lebih menyukai produk tersebut. hal ini berakibat
pada komditi dalam negeri dimana, sumbangan komoditi menjadi turun.
Þ Kebijaksanaan
tarif menjadikan keadaan pada kesimpulan pertama menjadi lebih baik,
hal ini dibuktikan dengan naiknya produksi nasional yang dipergunakan
menjadi lebih besar.
b. Hambatan Quota
Quota
termasuk jenis hambatan perdagangan luar negeri yang lazim dan sering
diterapkan oleh suatu Negara untuk emmabatasi masukkan komoditi impor ke
negaranya. Quota sendiri dapat diartikan sebagai tindakan pemerintah
suatu Negara denvgan menentukan batas maksimal suatu komoditi impor yang
boleh masuk ke Negara tersebut. seperti halnya tariff, tindakan quota
ini tentu tidak akan menyenangkan bagi Negara pengekspornya. Indonesia
sendiri pernah menhadapi kuota import yang diterapkan oleh system
perkonomian Amerika.
c. Hambatan Dumping
Meskipun
karekteristiknya tidak seperti Tarif dan Quota, namun dumping sering
menjadi suatu masalah bagi suatu Negara dalam proses perdagangan luar
negerinya, seperti yang dialami baru-baru ini, dimana industry sepeda
Indonesia dituduh melakukan politik dumping. Dumping sendiri diartikan
sebagai suatu tindakan dalam menetapkan harga yang lebih murah di luar
negeri disbanding harga di dalam negeri untuk produk yang sama.
d. Hambatan embargo/sanksi ekonomi
Sejarah
mebuktikan bahwa suatu negra yang karena tindakannya dianggap melanggar
hak asasi manusia, melanggar wilayah kekuasaan suatu Negara, akan
menerima/dikenakan sanksi ekonomi oleh Negara yang lain (PBB). Contoh
yang masih hangat di teling adalah kasusu intervensi Irak, kasusu libia
dan masih banyak lagi. Akibat dari hambatan yang terakhir ini biasanya
lebih buruk dan meluas bagi masyarakat yang terkena sanksi ekonomi dari
pada akibat yang ditimbulkan oleh hambatan-hambatan perdagangan lainnya.
C. Sebab-sebab Pemrtintah menerapkan Hambatan Perdagangan
Banyak alasan yang mendorong pemerintah menrapkan kebijaksanaan hambatan perdagangan diantaranya adalah :
Tarif
dan quota disamping untuk meningkatkan pendapatan Negara dari sektor
luar negeri, dipergunakan untuk lebih menyeimbangakn keadaam maraca
pembayaran yang masih deficit. Dengan dikenakannya tariff dan quota
pengeluaran untuk membeli komditi impor menjadi berkurang sehingga dapat
mengurangi pos pengeluaran dalam neraca pembayarn
Tarif
dan quota diterapkan untuk melindungi industry dalam negeri yang masih
dalam taraf berkembang, dari serangan komditi-komoditi asing yang telah
lebih dahulu dewasa. Hal ini perlu dilakukan mengingat sering kali di
Negara berkembang masih banyak industry yang masih belum dapat
berproduksi secara efisien sehingga produk yang dihasilkan belum dapat
bersaing dengan produk sejenis yang berasal dari luar negeri. Untuk
itulah tariff datau quota diterapkan. Dapat juga kebijaksanaan ini
diterapkan jika suatu Negara tidak memiliki persedaiaan devisa yang
cukup untuk melakukan impor sehingga pemerintah harus menghemat desvisa
tersebut.
Tarif
dan quota juga diterapkan untuk mempertahankan tingkat kemakmuran yang
telah dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat suatu Negara.
Adapaun
damping jika terpaksa ditempuh digunakan memacu perkembangan ekspor
lewat kenaikan permintaan dikarenakan harga yang murah tersebut.
Sedangkan
sanksi ekonomi diterapkan lebih dikarenakan untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang berkaitan dengan HAM, politik, terorosme dan
kemanan intersnasional. Bagi Negara yang terkena sanksi diharapkan dapat
memperbaiki “sikap” dan “tindakannya” bagi kepentingan Negara lain dan
bagi dunia.
D. Neraca Pembayaran Luar Negeri Indonesia
Neraca
pemabayarn luar negeri Indonesia juga merupakan suatu bentuk pelaporan
yang sisitematis mengani segala transaksi ekonomi yang diakibatkan oleh
adanya kebijaksanaan dan kegiatan ekonomi di sektor luar negeri. Dengan
demikian dalam neraca ini juga terdapat pos yang merupakan arus dana
masuk (umumnya ditandai dengan +) dan pos yang merupakan arus dana
keluar (ditandai dengan -)
Namun
demikian secara singkat pos-pos dalam neraca pembayaran luar negeri
Indonesia tersebut dapat dikelompokkan pos-pos dalam neraca luar negeri
Indonesia tersebut dapat dikelompokan ke dalam berikut ini :
ö Neraca
Perdagangan, yang merupakan kelompok transaksi-transaksi yang berkaitan
dengan kegiatan ekspor dan impor barang, baik migas maupun non-migas.
ö Neraca Jasa, merupakan kelompok transaski-transaksi yang berkaitan dengan kegiatan ekspor impor di bidang jasa.
ö Neraca
berjalan, merupakan hasil penggabungan antara neraca perdagangan dan
neraca jasa. Jika lebih banyak pos arus kas masuknya (ekspor) maka nilai
neraca berjalan ini akan surplus, begitu pula sebaliknya.
ö Neraca
lalu-lintas modal, merupakan kelompok pos-pos yang berkaitan dengan
lalu-lintas modal pemerintah bersih (selisih anatar pinjaman dan
pelunasan hutang pokok) dan lalu-lintas modal swasta bersih, berikut
lalu-lintas modal bersih lainnya yang merupakan selisih penerimaan
penanaman modal asing dengan pembayaran BUMN.
ö Seslisi yang belum diperhitungkan
ö Neraca lalu lintas moneter, yang merupakan kelompok pos-pos yang berkaitan dengan perubahan cadangan devisa
E. Peran Kurs Valuta Asing Dalam Perkonomian Luar Negeri Indonesia
Kurs
valuta asing seing diartikan sebagai banyaknya nilai mata uang suatu
negara (Rupiah misalnya) yang harus dikorbankan/dikeluarkan untuk
mendapatkan satu unit mata uang asing (Dollar misalnya). Sehingga dengan
kata lain, jika kita gunakan contoh Rupiah dan Dollar, maka kurs valuta
asing adalah nilai tukar yang menggambrakan banyaknya Rupiah yang harus
dikeluarkan untuk mendapat satu unit Dollar dalam kurun waktu tertentu.
Masalah kurs valuta asing mulai muncul ketika transaksi ekonomi sudah
melibatkan dua negara (mata uang) atau lebih, tentunya sebagai alat
untuk menjembatani perbedaan mata uang di masing-masing negara.
Depresiai
adalah turunnya nilai tukar Rupiah terhadap mata u8ang asing (Dollar).
Misalnya tadinta $ 1 = Rp. 2.350,- menjadi $1 = Rp. 2.400,-. Dengan kata
lain depresiasi Rupiah menyebabkan semakin banyak rupiah yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan 1 unit Dolar.
Apresiasi
adalah kebalikan dari depresiasinya rupiah. Dengan demikian jika Rupiah
mengalami depresiasi (mengalami penurunan nilai) maka mata uang Dollar
akan Apresiasi.
Spot
Rate, adalah nilai tukar yang masa berlakunya hanya dalam waktu 2 x 24
jam saja. Sehingga jika sudah melewati batas waktu di atas maka nilai
tukar tersebut sudah tidak berlaku lagi. Sebagai contoh, jika pada
tanggal 13 Desember 1996 kurs $ 1 = Rp. 2.350,- maka setelah tanggal
15/12/96 misalnya, maka kurs tersebut sudah tidak berlaku lagi.
Sulit
untuk mendapatkan informasi kapan pertama kali dan dengan nilai berapa
dollar dihargai dengan mata uang rupiah. Lepas dari semua itu, perubahan
kurs suatu mata uang terhadap mata uang lainnya secara prinsip hanya
disebabkan karena adanya perubahan kekuatan permintaan dan penwaran
terhadapa mata uang asing yang akan dipertukarkan, yang sebenarnya
identik dengan kekuataan permintaan dan penawaran akan komoditi yang
diperdagangkan.
Perubahan
permintaan dan penawaran pada proses selanjutnya dapat mengakibatkan
mata uang di dalam negeri (rupiah) mengalami penurunan nilai /
Apresiasi, dan dapat juga mengalami kenaikan nilai / Depresiasi, kedua
hal tersebut tergantung dari sebab-sebab perubahan permintaan-penawaran
valuta asing tersebut. Adapun sebab-sebab perubahan tersebut diantaranya
:
a. Perubahan selera masyarakat terhadap komditi luar negeri
Semakin
banyak masyarakat Indonesia menyukai dan membutuhkan barang luar
negeri, maka kebutuhan akan mata uang asing ($) akan semakin banyak
pula untuk mendapatkan barang luar tersebut. karena permintaan semakin
banyak, secara grafik, kurva permintaan akan dollar akan bergeser ke
kanan dari keseimbangannya. Akabitnya nilai rupiah mengalami penurunan,
atau semakin banyak rupiah yang harus dikorbankan untuk mendapatkan 1
unit $.
b. Perubahan iklim investasi dan tingkat bunga
Perubahan
iklim investasi yang semakin aman dan menarik (PP No. 22 1995 misalnya)
dapat menyebabkan arus modal asing makin banyak yang masuk, yang
berarti penawaran modal asing berupa dollar meningkat.peristiwa ini akan
mengakibatkan kurva penawaran dari dollar akan bergeser ke kanan
(naik).
c. Perubahan tingkat inflasi
Inflasi
yang tinggi dapat menyebabkan komditi eksport kita kurang dapat
bersaing di pasaran dunia, karena dengan adanya inflasi yang tinggi
harga ekspor akan terasa lebih mahal. Akibatnya jarang yang mau membeli
produk eksport. Hal ini identik dengan menurunnya penawaran dollar untuk
membeli eksport tersebut.
d. Iklim investasi
Prospek
dan iklim investasi yang menarik (aman dan tingkat penghasilan yang
tinggi) di Indonesia akan turut memppengaruhi banyak tidaknya penawaran
dollar ke Indonesia. Semakin menarik maka nilai rupiah akan semakin
tinggi (apresiasi).
Masih
banyak faktor lain yang dapat menyebabkan rupiah depresiasi atau
sebaliknya. Namun yang jelas kurs (nilai tukar) yang saat ini berlaku
adalah sudah mencerminkan keseimbangan pasar, artinya kurs itulah yang
menggambarkan kenyataan perekonomian suatu negara saat ini.
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang sering dikenal masyarakat
umum dengan sebutan APBN ini merupakan perencanaan yang dibuat
pemerintah yang berisi perencanaan penerimaan dan pengeluaran yang akan
dipergunakan negara, Namun setelah perencanaan tersebut dibuat masih
harus disetujui oleh DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat. Anggaran keuangan
negara ini setelah disetujui hanya mempunyai masa penggunaan selama
satu (1) Tahun saja terhitung sejak 1 januari (awal Tahun) sampai 31
Desember (Akhir Tahun). Perubahan peraturan dan pertanggung jawaban
terhadap APBN sudah diatur dalam Undang-Undang republik Indonesia.
Dalam membuat APBN ini tidak semudah yang kita bayangkamn karena harus melewati beberapa tahap dan persetujuan beberapa pihak. Dalam penyusunannya APBN yang sudah dibuat oleh pemerintah harus diajukan dalam bentuk RUU tentang APBN, Rancangan APBN ii akan diserahkan kepada Badan DPR. Rancangan ini akan dibahas oleh DPR dan DPR akan menetapkan Undang-Undang mengenai APBN dan Ini akan memakan waktu sekitar 2 bulan pastinya sebelum masa diberlakukan APBN tersebut.
Nah tadi APBN yang sudah dirancang disetujui DPR dan ditetapkan dalam Undang-Undang dan digunakan untuk periode APBN. Dalam pelaksanaannya belum tentu berjalan sempurna sehingga akan diadakan revisi atas APBN. Itu akan direvisi dalam Peraturan Presiden. Prosesnya pun ada dimana pemerintah harus mengajukan RUU Revisi APBN yang kemudian harus diserahkan kepada DPR dan disetuji oleh DPR baru bisa digunakan lagi. Untuk revisi APBN harus diajukan dengan batas waktu paling lambat akhir maret. Untuk pengeluaran diluar anggaran atau yang belum tersedia anggarannya dapat diberlakukan apabila dalam keadaan darurat contohnya Bencana Alam. Setelah masa penggunaan APBN ini habis atau setelah 31 Desember Presiden harus menyampaikan RUU mengenai pertanggung jawaban pelaksanaan APBN. Pertanggung jawaban ini Dibuat dalam bentuk Laporan Keuangan, Jadi bukan Cuma perusahaan yang punya laporan keuangan tapi Negara juga punya. . Laporan keuangan yang dibuat Presiden ini harus diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Harus diserahkan selambat-lambatnya 6 bulan setelah masa anggaran berakhir.
Selanjutnya saya akan membahas mengenai Struktur dari APBN
Dalam penggunaannya APBN mempunyai fungsi dalam mengatur pengeluaran dan pendapatan negara yang digunakan dalam aktivitas pemerintahan dan pembagunan. Pada dasarnya semuanya bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi agar perekonomian stabil dan meningkatkan pendapatan nasional. APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Dalam APBN terdapat penerimaan dan pengeluaran dimana dapat terjadi kondisi Defisit dan Suplus. Apabila mengalami surplus maka dana digunakan untuk periode anggaran selanjutnya.
Secara Skematis Fungsi APBN dapat ditulis SBB:
Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga, yaitu:
Azas penyusunan APBN
APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:
APBN disusun pengalokasian dana pembangunan dapat sebjalaln seimbang. Namun dalam penerapannya tidak jarang anggaran pembangunan melebihi anggaran penerimaan sehingga belum menutupi secara biaya kebutuhan negara secara keseluruhan. Lalu dari mana mendapat dana untuk menutupi kekeurangan? Biasanya mengandalkan penjaman dari luar Negeri. Jadi hutang terus bertambah, Namun saat ini pemerintah sedang memperbesar tabungan pemerintah. Sampai saat ini tabungan pemerintah telah lebih besar dari jumlah pinjaman luar negeri sehingga Negara tidak memiliki ketergantungan tterhadap sumber daya lain. Sejauh ini upaya pemerintah dalam mencegah terjadinya defisit adalah dengan menguatkan sektor migas dan Mempertinggi Tarif Pajak selain itu Indonesia juga memperkuat relasi dengan Organisasi internasional agar dapat memperoleh pinjaman dana dari luar negeri.
sumber :
http://mademoiselle9201.wordpress.com/2012/02/29/apbn-anggaran-pendapatan-dan-belanja-negara/
Dalam membuat APBN ini tidak semudah yang kita bayangkamn karena harus melewati beberapa tahap dan persetujuan beberapa pihak. Dalam penyusunannya APBN yang sudah dibuat oleh pemerintah harus diajukan dalam bentuk RUU tentang APBN, Rancangan APBN ii akan diserahkan kepada Badan DPR. Rancangan ini akan dibahas oleh DPR dan DPR akan menetapkan Undang-Undang mengenai APBN dan Ini akan memakan waktu sekitar 2 bulan pastinya sebelum masa diberlakukan APBN tersebut.
Nah tadi APBN yang sudah dirancang disetujui DPR dan ditetapkan dalam Undang-Undang dan digunakan untuk periode APBN. Dalam pelaksanaannya belum tentu berjalan sempurna sehingga akan diadakan revisi atas APBN. Itu akan direvisi dalam Peraturan Presiden. Prosesnya pun ada dimana pemerintah harus mengajukan RUU Revisi APBN yang kemudian harus diserahkan kepada DPR dan disetuji oleh DPR baru bisa digunakan lagi. Untuk revisi APBN harus diajukan dengan batas waktu paling lambat akhir maret. Untuk pengeluaran diluar anggaran atau yang belum tersedia anggarannya dapat diberlakukan apabila dalam keadaan darurat contohnya Bencana Alam. Setelah masa penggunaan APBN ini habis atau setelah 31 Desember Presiden harus menyampaikan RUU mengenai pertanggung jawaban pelaksanaan APBN. Pertanggung jawaban ini Dibuat dalam bentuk Laporan Keuangan, Jadi bukan Cuma perusahaan yang punya laporan keuangan tapi Negara juga punya. . Laporan keuangan yang dibuat Presiden ini harus diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Harus diserahkan selambat-lambatnya 6 bulan setelah masa anggaran berakhir.
Selanjutnya saya akan membahas mengenai Struktur dari APBN
- A. Belanja Negara
- Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi: Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.
- Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi:
- Dana Bagi Hasil
- Dana Alokasi Umum
- Dana Alokasi Khusus
- Dana Otonomi Khusus.
- B. Pembiayaan
- Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan, Privatisasi, Surat Utang Negara, serta penyertaan modal negara.
- Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:
- Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek,
- Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh Tempo dan Moratorium.
- Produk Domestik Bruto (PDB) dalam rupiah
- Pertumbuhan ekonomi tahunan (%)
- Inflasi (%)
- Nilai tukar rupiah per USD
- Suku bunga SBI 3 bulan (%)
- Harga minyak indonesia (USD/barel)
- Produksi minyak Indonesia (barel/hari)
Dalam penggunaannya APBN mempunyai fungsi dalam mengatur pengeluaran dan pendapatan negara yang digunakan dalam aktivitas pemerintahan dan pembagunan. Pada dasarnya semuanya bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi agar perekonomian stabil dan meningkatkan pendapatan nasional. APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Dalam APBN terdapat penerimaan dan pengeluaran dimana dapat terjadi kondisi Defisit dan Suplus. Apabila mengalami surplus maka dana digunakan untuk periode anggaran selanjutnya.
Secara Skematis Fungsi APBN dapat ditulis SBB:
- Fungsi otorisasi: anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
- Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.
- Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.
- Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
- Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
- Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga, yaitu:
- Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran.
- Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.
- Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan penuntutan denda.
- Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.
- Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.
- Semaksimah mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.
Azas penyusunan APBN
APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:
- Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri.
- Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.
- Penajaman prioritas pembangunan
- Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang negara
APBN disusun pengalokasian dana pembangunan dapat sebjalaln seimbang. Namun dalam penerapannya tidak jarang anggaran pembangunan melebihi anggaran penerimaan sehingga belum menutupi secara biaya kebutuhan negara secara keseluruhan. Lalu dari mana mendapat dana untuk menutupi kekeurangan? Biasanya mengandalkan penjaman dari luar Negeri. Jadi hutang terus bertambah, Namun saat ini pemerintah sedang memperbesar tabungan pemerintah. Sampai saat ini tabungan pemerintah telah lebih besar dari jumlah pinjaman luar negeri sehingga Negara tidak memiliki ketergantungan tterhadap sumber daya lain. Sejauh ini upaya pemerintah dalam mencegah terjadinya defisit adalah dengan menguatkan sektor migas dan Mempertinggi Tarif Pajak selain itu Indonesia juga memperkuat relasi dengan Organisasi internasional agar dapat memperoleh pinjaman dana dari luar negeri.
sumber :
http://mademoiselle9201.wordpress.com/2012/02/29/apbn-anggaran-pendapatan-dan-belanja-negara/
STRUKTUR PRODUKSI, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
DISTRIBUSI PENDAPATAN
Ketidakmerataan Distribusi Pendapatan
Penghapusan kemiskinan dan berkembangnya ketidakmerataan pembagian
pendapatan merupakan inti permasalahan pembangunan. Walaupun titik
perhatian utama pada ketidakmerataan distribusi pendapatan dan harta
kekayaan, hal tersebut hanyalah merupakan sebagian kecil dari masalah
ketidakmerataan yang lebih luas di negara-negara sedang berkembang.
Melalui
pemahaman yang mendalam terhadap masalah ketidakmerataan dan kemiskinan
ini memberikan dasar yang baik untuk menganalisis msalah pembangunan
yang lebih khusus seperti : pertumbuhan populasi; pengangguran;
pembangunan perdesaan; pendidikan; perdagangan internasional, dan
sebagainya.
Secara umum yang menyebabkan ketidakmerataan distribusi pendapatan di negara-negara sedang berkembang adalah :
1) Pertambahan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunnya pendapatan per kapita.
2) Inflasi, dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional dengan pertambahan produksi barang-barang.
3) Ketidakmerataan pembangunan antar daerah.
4) Investasi
ditanamkam pada proyek-proyek yang padat modal, sehingga persentase
pendapatan dari dari harta tambahan besar dibandingkan dengan persentase
pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran bertambah.
5) Rendahnya mobilitas sosial.
6) Pelaksanaan
kebijaksanaan industri subsitusi impor yang mengakibatkan kenaikan
harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan
kapitalis.
7) Memburuknya
nilai tukar (terms of trade) bagi negara-negara sedang berkembang
dalam perdagangan dengan negara-negara maju, sebagai akibat ketidak
elatisitasan permintaan negara-negara maju terhadap barang-barang ekspor
negara sedang berkembang.
8) Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti industri rumah tangga.
DISTRIBUSI PENDAPATAN PERORANGAN
Ukuran distribusi pendapatan perorangan merupakan ukuran yang paling
umumnya digunakan oleh para ekonom. Cara yang sering digunakan untuk
menganalisis distribusi pendapatan perseorangan adalah dengan membuat Kurve Lorenz. Dinamakan Kurve Lorenz adalah karena yang memperkenalkan kurve tersebut adalah Conrad Lorenz
seorang ahli statistika dari Amerika Serikat. Ia menggambarkan hubungan
antara kelompok-kelompok penduduk dan pangsa (share) pendapatan mereka.
Jumlah penerima pendapatan digambarkan pada sumbu horizontal, tidak
dalam angka mutlak tetapi dalam persentase kumulatif. Misalnya titik 20
menunjukkan 20 persen penduduk termiskin (paling rendah pendapatannya)
dan pada titik 60 menunjukkan 60 persen penduduk terbawah pendapatannya,
dan pada ujung sumbu horizontal menunjukkan jumlah 100 persen penduduk
yang dihitung pendapatannya.
Sumbu vertikal menunjukkan pangsa pendapatan yang diterima oleh masing-masing persentase jumlah penduduk. Jumlah ini juga kumulatif sampai 100 persen, dengan demikian kedua sumbu ini sama panjangnya dan akhirnya membentuk bujur sangkar.
Sebuah garis diagonal kemudian digambarkan melalui titik pusat menuju sudut atas dari bujur sangkar tersebut. Setaip titik pada garis diagonal tersebut menunjukkan persentase pendapatan yang diterima sama persis dengan persentase penerima pendapatan tersebut. Dengan kata lain, garis diagonal tersebut menunjukkan distribusi pendapatan dalam keadaan “kemerataan sempurna” (perfect equality). Oleh karena itu, garis disebut bisa disebut sebagai garis kemerataan sempurna.
Semakin jauh kurva lorenz tersebut dari garis diagonal (ketidakmerataan sempurna),
semakin tinggi derajat ketidakmerataan yang ditunjukkan. Keadaan yang
paling ekstrim dari ketidakmerataan sempurna misalnya keadaan dimana
seluruh pendapatan hanya diterima oleh satu orang dan ini akan
ditunjukkan oleh berimpitnya kurva lorenz tersebut dengan sumbu
horizontal bagian bawah dan sumbu vertikal sebelah kanan.
Sehubungan itu, tidak ada suatu negarapun yang mengalami kemerataan sempurna ataupun ketidakmerataan sempurna dalam distribusi pendapatan, maka kurve lorenz untuk setiap negara akan terletak di sebelah kanan kurve diagonal tersebut. Semakin tinggi derajat ketidakmerataan, kurve lorenz itu akan semakin melengkung dan semakin mndekati sumbu horizontal sebelah kanan.
Koefisien Gini
Suatu ukuran yang singkat mengenai derajat ketidakmerataan distribusi
pendapatan dalam suatu negara bisa diperoleh dengan menghitung luas
daerah antara garis diagonal (kemerataan sempurna) dengan kurve Lorenz
dbandingkan dengan luas total dari separuh bujur sangkar dimana terdapat
kurve Lorenz tersebut.
Dalam gambar 2, koefisien gini ditunjukkan oleh perbandingan antara
daerah yang diarsir A dengan luas segi tiga BCD. Koefisien gini diambil
dari nama ahli stastistik Italia yang bernama C. Gini yang menemukan
rumus tersebut pada tahun 1912.
Koefisien
gini ini merupakan ukuran ketidakmerataan agregat dan nilainya terletak
antara 0 (kemerataan sempurna) sampai 1 (ketidakmerataan sempurna).
Negara-negara yang mengalami ketidakmerataan tinggi memiliki koefisien
gini berkisar antara 0,50 – 0,70; ketidak merataan menengah berkisar
antara 0,36 – 0,49 dan yang mengalami ketidakmerataan rendah berkisar
antara 0,20 – 0,35.
Untuk Indonesia secara keseluruhan memiliki koefiisen gini sebesar 0,30
– 0,40. Dengan demikian kemerataan distribusi pendapatan semakin lama
semakin membaik.
Distribusi Fungsional
Ukuran distribusi pendapatan lain, yang sering digunakan oleh para
ekonom adalah distribusi fungsional atau distribusi pangsa faktor
produksi. Ukuran distribusi ini berusaha untuk menjelaskan pangsa
pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing faktor produksi.
Disamping memandang individu-individu sebagai kesatuan yang terpisah,
teori ukuran distribusi pendapatan fungsional tersebut menyelidiki
persentase yang diterima tenaga kerja secara keseluruhan dibandingkan
dengan persentase dari pendapatan nasional yang terdiri dari : sewa, bunga, dan laba.
Gambar
di bawah ini memberikan gambaran yang sederhana dari teori distribusi
fungsional tradisional. Misal dalam perekonomian hanya ada 2 faktor
produksi yaitu modal yang merupakan faktor produksi tetap dan tenaga
kerja merupakan satu-satunya faktor produksi variabel.
Berdasarkan asumsi pasar persaingan, permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh Marginal Productnya (VMPL)
sama dengan tingkat upah riil. Tetapi, sesuai dengan prinsip marginal
produk yang manurun, permintaan akan tenaga kerja ini akan merupakan
suatu fungsi yang menurun dari jumlah tenaga kerja yang diperkejakan.
Kurve permintaan akan tenaga kerja yang berslope negatif tersebut ditunjukkan oleh DL. Sedangkan kurve penawaran tenaga kerja adalah SL, dan tingkat upah keseimbangan akan sama dengan tingkat keseimbangan penggunaan tenaga kerja.
SUMBER:
PETA PEREKONOMIAN INDONESIA
Keadaan Geografis
Indonesia terletak di antara 6º LU – 11º LS dan 95º BT – 141º BT, antara Lautan Pasifik dan Lautan Hindia, antara benua Asia dan benua Australia, dan pada pertemuan dua rangkaian pegunungan, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterranean.
Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau (menurut data tahun 2004), sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar sekitar katulistiwa, memberikan cuaca tropis. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari setengah (65%) populasi Indonesia. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia.
Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi and 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut. Indonesia merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif (Ring of Fire). Terdapat puluhan patahan aktif di wilayah Indonesia.
Sebagian ahli membagi Indonesia atas tiga wilayah geografis utama yakni:
Karena hal tersebut maka ahli biogeografi membagi Indonesia atas kehidupan flora dan fauna yakni:
Berdasarkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, maka wilayah Indonesia dibagi menjadi 2 kawasan pembangunan:
1. Pertanian
Jenis-jenis pertanian :
a) Pertanian rakyat
Pertanian diselenggarakan oleh rakyat. Hasil utama : padi, jagung, singkong, umbi-umbian, sayuran, dan buah-buahan.
b) Perkebunan
Pertanian diselenggarakan oleh negara atau swasta. Menggunakan sistem pengolahan modern dengan produksi besar untuk eksport. Hasil utama : perkebunan teh, kopra, kelapa sawit.
Secara garis besar, pertanian memberikan kontribusi yang penting bagi negara antara lain :
Masalah dalam bidang pertanian :
2. Perikanan
Indonesia memiliki selat dan laut yang berada di antara pulau-pulau yang kaya akan perikanan laut.
Perikanan air payau di tambak sangat mendukung karena Indonesia merupakan negara kepulauan.
Masalah dalam perikanan Indonesia :
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penggalian, pengolahan, pemanfaatan dan penjualan. Indonesia kekurangan tenaga ahli dalam bidang pertambangan atau tidak adanya kesempatan tenaga ahli Indonesia menyebabkan banyak usaha-usaha pertambangan dikontrak pengusaha asing.
Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan. (UU RI No.41 tahun 1999)
4. Perindustrian dan Pariwisata
Dampak positif industri bagi penduduk Indonesia :
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Jadi membahas sumber daya manusia berarti membahas penduduk dengan segala potensi atau kemampuannya. Potensi manusia menyangkut dua aspek yaitu aspek kuantitas dan kualitas.
Karakteristik demografi merupakan aspek kuantitatif sumber daya manusia yang dapat digunakan untuk menggambarkan jumlah dan pertumbuhan penduduk, penyebaran penduduk dan komposisi penduduk.
Karakteristik sosial dan ekonomi berhubungan dengan kualitas (mutu) sumber daya manusia. Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu negara, sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang ada baik secara fisik maupun mental.
Sumber daya manusia menjadi aset tenaga kerja yang efektif untuk menciptakan kesejahteraan.
Kekayaan alam yang melimpah tidak akan mampu memberikan manfaat yang besar bagi manusia apabila sumber daya manusia yang ada tidak mampu mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang tersedia.
Peluang Investasi
“Investasi” sebuah kata yang tidak bisa terpisahkan dari kegiatan sehari–hari, bahkan mempengaruhi kehidupan masyarakat baik secara individual, perusahaan maupun suatu negara. Investasi menjadi satu fenomena yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi negara, karena investasi memiliki dampak positif yang besar (multiplier effect).
Definisi investasi adalah mengalokasikan atau menanamkan sumber daya saat ini (sekarang), dengan tujuan mendapatkan manfaat (dimasa depan) atau kegiatan yang menghasilkan nilai tambah (value added), yang merupakan sumber utama kesejahteraan masyarakat. Investasi adalah awal dari kegiatan ekonomi di masyarakat. Pada hakekatnya Investasi adalah aktivitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dari masyarakat. Jadi semakin tinggi intensitas kegiatan ekonomi di suatu wilayah, semakin tinggi pula peluang untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi masyarakat di wilayah tersebut.
Investasi dapat dilakukan oleh semua pihak, baik masyarakat secara individu, sebagai kegiatan bisnis ataupun sosial, maupun oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara. Dalam hal ini pemerintah harus berperan aktif untuk mengembangkan, mengatur dan mengawasi investasi nasional untuk mencapai tujuan bernegara yaitu menyejahterakan seluruh rakyatnya.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 7 – 7,7 % pada tahun 2012, hingga 12,1 % pada tahun 2014, dibutuhkan investasi sebesar Rp. 10.000 triliun selama 5 tahun kedepan. Karena itu diperlukan satu kerja keras dari pemerintah dan masyarakat untuk bisa menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memasarkan peluang yang ada kepada calon Investor. Selama ini dana investasi asing sebagian besar masuk ke pasar modal, tapi jika pemerintah bisa meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya di sektor lain, tentunya ini sangatlah menguntungkan.
Selama tahun 2004-2009 sektor yang paling banyak menyerap investasi adalah Sektor Sekunder , yaitu industri dan manufaktur. Dan sebagian besar alokasi tersebut terserap di Pulau Jawa. Sehingga masih banyak sekali ketimpangan yang ada didaerah- daerah yang lain, terutama Indonesia timur, padahal jika dilihat, potensi didaerah – daerah tersebut sangat banyak, sebut saja daerah Muara enim, yang menyimpan potensi kekayaan alam berupa panas bumi (energi geotermal), bahkan merupakan penghasil no. 2 terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dengan potensi 40 % dari potensi panas bumi dunia.
Langkah pemerintah untuk memfokuskan pada daerah- daerah Indonesia timur atau di luar jawa sangatlah tepat. Karena begitu banyak kekayaan alam yang belum kita kelola dengan maksimal. Adapun rencana alokasi investasi yang difokuskan pemerintah antara lain dibidang:
• Infrastruktur sebesar Rp. 1.500 Triliun untuk pembangunan pembangkit listrik 15.000 megawatt, pembangunan dan perbaikan jalan 20.000 Km, perluasan pelabuhan utama dan yang terintegrasi dengan wilayah KEK.
• Investasi di Panas bumi, pembangunan PLTP
• Manufaktur dan Industri
Tugas pemerintah yang berikutnya yang tidak kalah penting adalah menciptakan iklim ekonomi yang kondusif, salah satunya adalah memperbaiki peraturan-peraturan yang ada yang selama ini dikeluhkan oleh para calon Investor, terutama investor asing yaitu :
• Ketersediaan lahan yang jelas
• Kepastian prospek usaha
• Undang – undang kepemilikan yang jelas / kepastian hukum
• Peraturan keimigrasian yang jelas
• Birokrasi yang mudah dan transparan
• Dan yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan dari pemerintah dan masyarakat.
http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi_Indonesia
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195502101980021-DADANG_SUNGKAWA/Power_Point.pdf
http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Geografi/SUMBER%20DAYA%20MANUSIA.pdf
http://www.managementfile.com/column.php?sub=229&id=2164&page=finance&awal=0
Indonesia terletak di antara 6º LU – 11º LS dan 95º BT – 141º BT, antara Lautan Pasifik dan Lautan Hindia, antara benua Asia dan benua Australia, dan pada pertemuan dua rangkaian pegunungan, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterranean.
Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau (menurut data tahun 2004), sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar sekitar katulistiwa, memberikan cuaca tropis. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari setengah (65%) populasi Indonesia. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia.
Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi and 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut. Indonesia merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif (Ring of Fire). Terdapat puluhan patahan aktif di wilayah Indonesia.
Sebagian ahli membagi Indonesia atas tiga wilayah geografis utama yakni:
- Kepulauan Sunda Besar meliputi pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi.
- Kepulauan Sunda Kecil meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
- Kepulauan Maluku dan Irian
Karena hal tersebut maka ahli biogeografi membagi Indonesia atas kehidupan flora dan fauna yakni:
- Daratan Indonesia Bagian Barat dengan flora dan fauna yang sama dengan benua Asia.
- Daratan Indonesia Bagian Tengah (Wallacea) dengan flora dan fauna endemik/hanya terdapat pada daerah tersebut.
- Daratan Indonesia Bagian Timur dengan flora dan fauna yang sama dengan benua Australia.
Berdasarkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, maka wilayah Indonesia dibagi menjadi 2 kawasan pembangunan:
- Kawasan Barat Indonesia. Terdiri dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali.
- Kawasan Timur Indonesia. Terdiri dari Sulawesi, Maluku, Irian/Papua, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
1. Pertanian
Jenis-jenis pertanian :
a) Pertanian rakyat
Pertanian diselenggarakan oleh rakyat. Hasil utama : padi, jagung, singkong, umbi-umbian, sayuran, dan buah-buahan.
b) Perkebunan
Pertanian diselenggarakan oleh negara atau swasta. Menggunakan sistem pengolahan modern dengan produksi besar untuk eksport. Hasil utama : perkebunan teh, kopra, kelapa sawit.
Secara garis besar, pertanian memberikan kontribusi yang penting bagi negara antara lain :
- Penyedia bahan pangan
- Penyedia lapangan kerja
- Penyedia bahan baku bagi industri
- Sumber devisa dan penjaga kelestarian lingkungan (konservasi lahan, mencegah banjir, penyedia udara yang sehat).
Masalah dalam bidang pertanian :
- Petani di Indonesia pada umumnya merupakan petani yang kepemilikan lahannya kurang dari ½ ha, karena itu petani di Indonesia miskin.
- 41,5% tenaga kerja pertanian merupakan anggota keluarga pengagguran.
- Adanya desakan kebutuhan banyak petani yang menggarap lahan marginal di lereng bukit dan gunung sehingga menimbulkan terjadinya lahan kritis dan longsor.
2. Perikanan
Indonesia memiliki selat dan laut yang berada di antara pulau-pulau yang kaya akan perikanan laut.
Perikanan air payau di tambak sangat mendukung karena Indonesia merupakan negara kepulauan.
Masalah dalam perikanan Indonesia :
- Petani ikan tidak memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan usaha perikanannya.
- Timbulnya pencemaran air sungai, danau, kolam oleh limbah industri dapat menimbulkan kerugian bagi petani ikan.
- Kurangnya modal dalam kepemilikan perahu, menyebabkan perahu nelayan banyak yang kurang layak.
- Rendahnya pendapatan nelayan Indonesia menyebabkan kehidupan nelayan menjadi miskin dan tinggal di tempat kumuh.
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penggalian, pengolahan, pemanfaatan dan penjualan. Indonesia kekurangan tenaga ahli dalam bidang pertambangan atau tidak adanya kesempatan tenaga ahli Indonesia menyebabkan banyak usaha-usaha pertambangan dikontrak pengusaha asing.
Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan. (UU RI No.41 tahun 1999)
4. Perindustrian dan Pariwisata
Dampak positif industri bagi penduduk Indonesia :
- Memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
- Kemudahan dalam hal penyediaan infrastruktur
- Membuka lapangan pekerjaan baru
- Peningkatan pendapatan daerah melalui pajak daerah
- Pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat polusi dan limbah
- Limbah industri akan memperburuk kondisi lingkungan dan akan meningkatkan penyakit pada manusia
- Limbah industri juga dapat mematikan ikan dan plankton dalam sungai
- Dapat menumbuhkan lapangan pekerjaan baru bagi penduduk Indonesia
- Dari segi sosial, pesatnya perkembangan suatu industri pariwisata akan membawa pemahaman dan pengertian antar budaya melalui interaksi pengunjung dan wisatawan
- Meningkatkan devisa negara
- Pencemaran lingkungan
- Pembangunan fasilitas pariwisata menyebabkan kerusakan alam yaitu meningkatnya potensi longsor dan banjir
- Dapat memberikan gangguan besar terhadap flora dan fauna di sekitar pembangunan pariwisata tersebut
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Jadi membahas sumber daya manusia berarti membahas penduduk dengan segala potensi atau kemampuannya. Potensi manusia menyangkut dua aspek yaitu aspek kuantitas dan kualitas.
Karakteristik demografi merupakan aspek kuantitatif sumber daya manusia yang dapat digunakan untuk menggambarkan jumlah dan pertumbuhan penduduk, penyebaran penduduk dan komposisi penduduk.
Karakteristik sosial dan ekonomi berhubungan dengan kualitas (mutu) sumber daya manusia. Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu negara, sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang ada baik secara fisik maupun mental.
Sumber daya manusia menjadi aset tenaga kerja yang efektif untuk menciptakan kesejahteraan.
Kekayaan alam yang melimpah tidak akan mampu memberikan manfaat yang besar bagi manusia apabila sumber daya manusia yang ada tidak mampu mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang tersedia.
Peluang Investasi
“Investasi” sebuah kata yang tidak bisa terpisahkan dari kegiatan sehari–hari, bahkan mempengaruhi kehidupan masyarakat baik secara individual, perusahaan maupun suatu negara. Investasi menjadi satu fenomena yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi negara, karena investasi memiliki dampak positif yang besar (multiplier effect).
Definisi investasi adalah mengalokasikan atau menanamkan sumber daya saat ini (sekarang), dengan tujuan mendapatkan manfaat (dimasa depan) atau kegiatan yang menghasilkan nilai tambah (value added), yang merupakan sumber utama kesejahteraan masyarakat. Investasi adalah awal dari kegiatan ekonomi di masyarakat. Pada hakekatnya Investasi adalah aktivitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dari masyarakat. Jadi semakin tinggi intensitas kegiatan ekonomi di suatu wilayah, semakin tinggi pula peluang untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi masyarakat di wilayah tersebut.
Investasi dapat dilakukan oleh semua pihak, baik masyarakat secara individu, sebagai kegiatan bisnis ataupun sosial, maupun oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara. Dalam hal ini pemerintah harus berperan aktif untuk mengembangkan, mengatur dan mengawasi investasi nasional untuk mencapai tujuan bernegara yaitu menyejahterakan seluruh rakyatnya.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 7 – 7,7 % pada tahun 2012, hingga 12,1 % pada tahun 2014, dibutuhkan investasi sebesar Rp. 10.000 triliun selama 5 tahun kedepan. Karena itu diperlukan satu kerja keras dari pemerintah dan masyarakat untuk bisa menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memasarkan peluang yang ada kepada calon Investor. Selama ini dana investasi asing sebagian besar masuk ke pasar modal, tapi jika pemerintah bisa meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya di sektor lain, tentunya ini sangatlah menguntungkan.
Selama tahun 2004-2009 sektor yang paling banyak menyerap investasi adalah Sektor Sekunder , yaitu industri dan manufaktur. Dan sebagian besar alokasi tersebut terserap di Pulau Jawa. Sehingga masih banyak sekali ketimpangan yang ada didaerah- daerah yang lain, terutama Indonesia timur, padahal jika dilihat, potensi didaerah – daerah tersebut sangat banyak, sebut saja daerah Muara enim, yang menyimpan potensi kekayaan alam berupa panas bumi (energi geotermal), bahkan merupakan penghasil no. 2 terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dengan potensi 40 % dari potensi panas bumi dunia.
Langkah pemerintah untuk memfokuskan pada daerah- daerah Indonesia timur atau di luar jawa sangatlah tepat. Karena begitu banyak kekayaan alam yang belum kita kelola dengan maksimal. Adapun rencana alokasi investasi yang difokuskan pemerintah antara lain dibidang:
• Infrastruktur sebesar Rp. 1.500 Triliun untuk pembangunan pembangkit listrik 15.000 megawatt, pembangunan dan perbaikan jalan 20.000 Km, perluasan pelabuhan utama dan yang terintegrasi dengan wilayah KEK.
• Investasi di Panas bumi, pembangunan PLTP
• Manufaktur dan Industri
Tugas pemerintah yang berikutnya yang tidak kalah penting adalah menciptakan iklim ekonomi yang kondusif, salah satunya adalah memperbaiki peraturan-peraturan yang ada yang selama ini dikeluhkan oleh para calon Investor, terutama investor asing yaitu :
• Ketersediaan lahan yang jelas
• Kepastian prospek usaha
• Undang – undang kepemilikan yang jelas / kepastian hukum
• Peraturan keimigrasian yang jelas
• Birokrasi yang mudah dan transparan
• Dan yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan dari pemerintah dan masyarakat.
http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi_Indonesia
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195502101980021-DADANG_SUNGKAWA/Power_Point.pdf
http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Geografi/SUMBER%20DAYA%20MANUSIA.pdf
http://www.managementfile.com/column.php?sub=229&id=2164&page=finance&awal=0
perkembangan strategi dan perencanaan pembangunan ekonomi indonesia
PERKEMBANGAN STRATEGI DAN PERENCANAAN EKONOMI INDONESIA
1. Macam – macam Strategi Pembangunan Ekonomi
Strategi pembangunan ekonomi
diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor – faktor
(variabel) yang akan dijadikan faktor / variabel utama yang menjadi
penentu jalannya proses pertumbuhan (Surono, 1993). Babarapa strategi
pembangunan ekonomi yang dapat disampaikan adalah :
Strategi Pertumbuhan
Di dalam pemikiran ini pertumbuhan ekonomi
menjadi kriteria utama bagi pengukuran keberhasilan pembangunan.
Selanjutnya dianggap bahwa dengan pertumbuhan ekonomi buah pembangunan
akan dinikmati pula oleh si miskin melalui proses merambat ke bawah (trickle down effect)
atau melalui tindakan koreksi pemerintah mendistribusikan hasil
pembangunan. Bahkan tersirat pendapat bahwa ketimpangan atau
ketidakmerataan adalah merupakan semacam prasyarat atau kondisi yang
harus terjadi guna memungkinkan terciptanya pertumbuhan, yaitu melalui
proses akumulasi modal oleh lapisan kaya. Strategi ini disebut strategi
pertumbuhan.
Inti dari konsep strategi ini adalah :
Strategi pembangunan ekonomi suatu Negara
akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana
menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusatkan,
sehingga dapat menimbulkan sfek pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan
dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah
(trickle-down-effect), pendistribusian kembali.
Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi.
Kritik paling keras dari strategi yang
pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan
yang semakin tajam.
Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
Keadaan sosial antara si
kaya dan si miskin mendorong para ilmuwan untuk mencari alternatif.
Alternatif baru yang muncul adalah strategi pembangunan pemerataan.
Strategi ini dikemukakan oleh Ilma Aldeman dan Morris. Yang menonjol pada pertumbuhan pemerataan ini adalah ditekannya peningkatan pembangunan melalui teknik social engineering,
seperti melalui penyusunan rencana induk, paket program terpadu. Dengan
kata lain, pembangunan masih diselenggarakan atas dasar persepsi,
instrumen yang ditentukan dari dan oleh mereka yang berada “diatas”
(Ismid Hadad, 1980). Namun ternyata model pertumbuhan pemerataan ini
juga belum mampu memecahkan masalah pokok yang dihadapi negara-negara
sedang berkembang seperti pengangguran masal, kemiskinan struktural dan
kepincangan sosial.
Strategi Ketergantungan
Teori
ketergantungan muncul dari pertemuan ahli-ahli ekonomi Amerika Latin
pada tahun 1965 di Mexico City. Menjelaskan dasar-dasar kemiskinan yang
diderita oleh negara-negara sedang berkembang, khususnya negara-negra
Amerika Latin. Yang menarik dari teori ketergantungan adalah munculnya
istilah dualisme utara-selatan, desa-kota, corepriphery yang pada dirinya mencerminkan adanya pemikiran pembangunan yang berwawasan ruang.
Pada tahun 1965
muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Konsep
ini timbul dikarenakan tidak sempurnanya strategi pertumbuhan dan
strategi pembangunan dengan pemerataan.
Inti dari konsep strategi ketergantungan adalah :
Kemiskinan di negara–negara berkembang lebih
disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari
pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin terbebas
dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus
mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari
ketergantungandari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranya
adalah meningkatkan produksi nasional yang disertai dengan peningkatan
kemampuan dalam bidang produksi, lebih mencintai produk nasional.
Teori ketergantungan ini kemudian dikritik
oleh Kothari dengan mengatakan “. . . . .teori ketergantungan tersebut
memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih
terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat
sendiri (selfdevelopment). Sebab selalu akan gampang sekali bagi kita
untuk menumpahkan semua kesalahan pada pihak luar yang memeras,
sementara pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita
sendiri dibiarkan saja . . . . . “ ( Kothari dalam Ismid Hadad, 1980 ).
Strategi yang Berwawasan Ruang
Pada argumentasi Myrdall dan Hirschman terdapat dua istilah yaitu “back-wash effects” dan “spread effects” .
“Back-wash Effects”
adalah kurang maju dan kurang mampunya daerah-daerah miskin untuk
membangun dengan cepat disebutkan pula oleh terdapatnya beberapa keadaan
yang disebut Myrdall.
“spread effects” (pengaruh menyebar), tetapi pada umumnya spread-effects yang terjadi adalh jauh lebiih lemah dari back-wash effectsnya sehingga secara keseluruhan pembangunan daerah yang lebih kaya akan memperlambat jalnnya pembangunan di daerah miskin.
Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran strategi ini adalah
menaggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya
dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975,
dengan dikeluarkannya dokumen: Employment, Growth, and Basic Needs : A One World Problem. ILO
dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat
dipengaruhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang
bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha
diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan
kebutuhan pokok dan sejenisnya.
2. Faktor yang Mempengaruhi Strategi Pembangunan
Pada prinsipnya,
pemilihan strategi apa yang akan digunakan dalam proses pembangunan
sangat dipengaruhi oleh pertanyaan “Apa tujuan yang hendak dicapai . .
.?”
Jika tujuan yang hendak dicapai
adalah menciptakan masyarakat yang mandiri, maka strategi
ketergantungan-lah yang mungkin akan dicapai. Jika tujuan yang ingin
dicapai adalah pemerataan pembangunan, maka strategi yang berwawasan
ruang-lah yang akan dipergunakan.
Perkembangan Ekonomi suatu
negara dapat dilihat dari perubahan-perubahan di dalam stabilitas atau
keseimbangannyan kapasitas perekonomian dalam jangka waktu yang lama.
Ada beberapa karakteristik perkembangan ekonomi modern yang ditinjau dari interrelasi, yaitu:
Tingginya tingkat pengeluaran perkapita dengan meningkatnya produktifitas tenaga kerja yang cepat
Tingginya tingkat penghasilan perkapita yang dapat mengubah tingginya tingkat konsumsi perkapita
Teknologi yang maju guna merubah structural skala produk dan karakteristik unit usaha ekonomi yang dicapai.
Ekonomi Pembangunan adalah salah salu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang pembangunan perekonomian masyarakat di negara berkembang atau Suatu
cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi
oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut supaya negara-negara berkembang dapat
membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi.
Pembagunan ekonomi adalah proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkatkan atau Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan untuk mengembangkan ekonomi dan taraf hidup
masyarakatnya atau Suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita
penduduk meningkatkan dalam jangka panjang.
Meningkatnya pendapatan perkapita merupakan cerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Tujuan pembangunan ekonomi adalah menciptakan pertumbuhan GNP. Pertumbuhan GNP ditunjukkan dengan meningkatnya mutu pendidikan, menambahnya penghasilan pertanian, kurangnya angka kemiskinan, dan bertambahnya modal Negara.
Manfaat pembangunan ekonomi yaitu :
Meningkatnya GNP
Mengurangi pengangguran
Meningkatkan kemakmuran
Pengelolaan alam yang lebih baik
Modal yang terkumpul
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi yaitu :
Ukuran suatu Negara (geografis, penduduk dan pendapatan)
Sistem&struktur politik
Latar belakang histories
Hubungan internasional
Bantuan modal internasional
Pemerataan&pertumbuhan penduduk
Pendidikan
Teknologi
Ciri perencanaan pembangunan :
Berisi upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi
Meningkatnya pendapatan perkapita
Merubah struktur ekonomi
Meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat
Pemerataan pembangunan
3. Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia yang Diarahkan pada Repelita
Sebelum orde baru strategi
pembangunan di Indonesia secara teori telah diarahkan pada usaha
pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya
nampak adanya kecendrungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan
politik dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada awal orde baru,
strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan
pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha
untuk menekan laju inflasi yang sangat tinggi (hyper inflasi).
Dari keterangan pemerintah yang
ada, dapat sedikit disimpulkan bahwa strategi pembangunan di Indonesia
tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain
strategi pemerataan pembangunan, Indonesia tidak mengesampingkan
strategi pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan
dibaginya wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah pembangunan I, II,
III dan seterusnya). Periode ini kemudian disusul dengan periode
Repelita dan dalam setiap Repelita, khususnya sejak Repelita II,
strategi pembangunan ekonomi yang diberlakukan di Indonesia adalah
strategi yang mengacu pada pertumbuhan yang sekaligus berorientasi pada
keadilan (pemerataan), menghapus kemiskinan, dan juga keadilan
(pemerataan) antar daerah. Pembagian wilayah pembangunan ini tidak
didasarkan pada pembagian secara adminstratif politis yang ada.
Strategi tersebut dipertegas dengan ditetapkannya sasaran atau titik berat setiap Repelita, yakni :
Tujuan Analisis Ekonomi Pembangunan :
Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan pembangunan.
Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan keterlambatan pembangunan.
Mengemukakan cara-cara pendekatan yang
dapat ditempuh untuk mengatasi masalah- masalah yang dihadapi sehingga
mempercepat jalannya pembangunan.
4. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan
sendiri adalah upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang
terjadi yang bersifat akumulatif, atau sebagai peran arahan bagi proses
pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai sebagai
tolak ukur keberhasilan proses pembangunan.
Ciri perencanaan pembangunan :
Berisi upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi
Meningkatnya pendapatan perkapita
Merubah struktur ekonomi
Meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat
Pemerataan pembangunan
Apapun definisi perencanaan pembangunan, menurut Bintoro Tjikroamijojo.
Manfaat Perencanaan adalah :
Dengan adanya perencanaan diharapkan
terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu
perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui.
Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek
perkembangan, tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan risiko-risiko
yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidak pastian
dapat dibatasi seminim mungkin.
Perencanaan memberikan kesempatan untuk
memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan
untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.
Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan
skala prioritas. Memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu
tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.
Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi.
Penggunaan dan aloksi sumber-sumber
pembangunan yang terbatas adanya secara lebih efisien dan efektif.
Diusahakan dihindarinya keborosan-keborosan. Suatu usaha untuk mencapai
output/hasil secara maksimal daripada sumber-sumber yang tersedia.
Dengan perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus dapat ditingkatkan.
Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konjungtur.
Adapun rumusan tujuan kebijakan pembangunan dan target yang lebih spesifik untuk tujuan pembangunan yaitu:
Pembanguna sumber daya insani merupakan tujuan pertama kali dari kebijakan pembangunan
Perluasan produksi yang bermanfaat
Perbaikan kualitas hidup dengan memberikan
prioritas pada 3 hal yakni terciptanya lapangan kerja, sistem keamanan
yang luas dan pembagian kekayaan dan pendapatan yang merata.
Pembanguana yang seimbang yakni harmonisasi antar daerah berbeda dalam satu Negara dan antar sektor ekonomi
Teknologi baru yakni berkembangnya teknologi tepat guna yang sesuai kondisi dan aspirasi negara
Berkurangnya ketergantungan pada dunia luar dan dengan semakin menyatunya kerjasama yang solid dalam Negara.
Periode Perekonomian Pembangunan
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :
Periode sebelum Orde baru, dibagi dalam :
Periode 1945 – 1950
Periode 1951 – 1955
Periode 1956 – 1960
Periode 1961 – 1965
Sebelum Perang Dunia II para ilmuwan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi, karena faktor-faktor sbb :
Masih banyak negara sebagai negara jajahan
Kurang adanya usaha dari tokoh masyarakat
untuk membahas pembangunan ekonomi. Lebih mementingkan usaha untuk
meraih kemerdekaan dari penjajah.
Para pakar ekonomi lebih banyak menganalisis kegagalan ekonomi dan tingginya tingkat pengangguran (depresi berat).
Pasca Perang Dunia II (Th. 1942),
banyak negara memperoleh kemerdekaan (India, Pakistan, Phillipina,
Korea & Indonesia), perhatian terhadap pembangunan ekonomi mulai
berkembang disebabkan oleh :
Negara jajahan yang memperoleh kemerdekaan
Berkembangnya cita-cita negara yang baru merdeka untuk mengejar ketertinggalannya di bidang ekonomi.
Adanya keinginan dari negara maju untuk membantu negara berkembang dalam mempercepat
Adanya keinginan dari negara maju untuk membantu negara berkembang dalam mempercepat
3. Pembangunan ekonomi.
Periode setelah Orde baru, dibagi dalam :
Periode 1966 s/d 1958, Periode Stabilisasi dan Rehabilitasi
Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
DAFTAR PUSTAKA
Djamin Zulkarnain, 1993, Perekonomian Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta
Suroso P.C., 1993, Perekonomian Indonesia, Buku Panduan Mahasiswa, APTIK dan Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Boedinono, 1990, Seri Sinopsis, Ekonomi Makro, LPFE UGM, Yogyakarta
Langganan:
Postingan (Atom)